14 mei 2000 ketika kota roma menjadi biru langit

, by idrayang


Hari ini hari Jum'at, tanggal 14 mei 2010 tepat 10 tahun berlalu ketika masa keemasan saat merengkuh gelar terhormat mereka kedua yakni Scudetto Liga Italia 1999/2000.

Masih akan terus teringat musim 1999/2000 yang dilalui Lazio tanpa kenal menyerah, hingga menit terakhir Lazio tak berhenti untuk bertarung memperebutkan scudetto melawan Juventus, hingga akhirnya di partai terakhir Lazio baru bisa memastikan scudetto mereka setelah gol dari Alessandro Calori membunuh impian Juventus.

squadra lazio 1999/2000
Tidak ada salahnya bila kita kembali mereview detik-detik terakhir ketika Biancocelste meraih scudetto untuk kedua kalinya.

Sejak pertengahan musim Juventus masih memuncaki klasemen seri-a, namun saat itu Juventus harus bersaing dengan nama lain, Milan yang sejak awal musim menjadi saingan berat Juve yang lebih mementingkan fokus ke Champion, kalah oleh Lazio 2-1 di San Siro pada 20 Februari dan membuat Biancoceleste masuk dalam daftar persaingan scudeto berbeda 4 angka dari Juve. Milan semakin hilang dari persaingan setelah kalah di derby melawan Inter dibulan Maret 5. Kini persaingan hanya menyisakan Juve vs Lazio.

Tetapi pada tanggal 19 maret Lazio kalah dari Verona membuat jarak antara Lazio dan Juve menjadi +9. Dari sini nampaknya perjuangan Lazio segera berakhir, namun beruntung Milan menolong dengan mengalahkan Juve lewat dua gol dari Sheva, Lazio yang menang di derby della capitale membuat poin menjadi -6.

1 April 2000 partai big match antara Juventus vs Lazio di langsungkan di Torino, Lazio yang membutuhkan kemenangan berhasil mengalahkan Juve lewat gol tunggal dari Diego Simeone.

Setelah kembali yakin akan scudetto Lazio kembali gagal meraih poin penuh di pekan ke 30 ketika di jamu Fiorentina, Lazio hanya bermain imbang 3-3 sedangkan juve unggul atas Inter Milan dan membuat jarak menjadi +5.

Namun harapan kembali meninggi ketika di pekan 32 Juventus kalah ditangan Verona seang Lazio menang atas Venezia, persaingan menjadi semakin sengit dengan perbedaan poin kini hanya 2 poin. Dengan sisa 2 partai Lazio berharap Juve tergelincir di sisa partai.

Di partai ke 32 seri-a, Juve menjamu Parma di delle alpi, Juve ternyata lebih dulu unggul 1-0, di menit-menit akhir pertandingan Parma mendapatkan tendangan sudut, dan Fabio Cannavaro berhasil menyundul bola dan menghasilkan gol, namun wasit Massimo De Sanctis (termasuk terhukum di Calciopoli) mengganggap itu adalah pelanggaran dan menganulir gol dari Fabio. Meskipun di replay video memperlihatkan Fabio tidak melakukan pelanggaran, jelas hal ini membuat kemarahan media terhadap Juventus dan memperlihatkan bahwa trio Antonio Giraudo, Luciano Moggi dan Roberto Bettega di dukung wasit, dari pihak tifosi Lazio sendiri melakukan demo para laziale di italia mengganggap sepakbola di Italia telah mati mereka berdemo sambil membawa Peti mati, Lazio menginginkan Play off atau perang.

Tanggal 14 mei 2000, saat yang dinantikan. Hari terakhir seri-a musim 1999/2000 dimana Juve dan Lazio masih bersaing ketat meraih gelar scudetto, Lazio menjamu Reggina di Olimpico sementara Juve bertandang ke Perugia.

Semua orang yakin bahwa Juve akan meraih gelar scudetto mereka, Juve yang tandang ke Perugia takkan mengalami kesulitan, namun lazio masih berharap dan yakin akan scudetto mereka. Bila Lazio menang dan Perugia menahan imbang Juve maka akan diadakan play off seperti apa yang di inginkan para tifosi Lazio, namun bila perugia menang dan Lazio menang maka scudetto milik Lazio.

Satu hal yang membuat keyakinan Lazio terhadap scudetto adalah sikap dari Presiden Perugia yaitu Luciano Gaucci ia adalah seorang yang penuh dengan sikap gila dan yang pasti ia sangat membenci Juventus lebih dari apapun. Gaucci berani berkomentar di Televisi dan mengucapkan kebenciannya terhadap nyonya tua itu. Hal inilah yang membuat yakin bahwa Gaucci akan membuat Perugia bermain sepenuh hati karena Gaucci takkan membiarkan Juve menang dan meraih scudetto.

Dan ketika hari itu datang, keanehan terjadi hari itu, ketika di kota Roma cuaca cerah dan hangat, di Perugia ada badai hujan lebat yang memaksa pertandingan ditunda, seakan-akan langit mendukung pasukan biru langit. Sementara partai Perugia ditunda, Lazio sukses mengalahkan Reggina dengan skor telak 3-0, dan tinggal menunggu hasil di Perugia. Tidak ada satupun tifosi Lazio yang meninggalkan stadion, para pemain pun berbaur di tribun penonton sambil menunggu partai Perugia vs Juventus.

Perluigi Collina sebagai wasit partai Perugia vs Juve serta Alessandro Calori dan Antonio Conte selaku kapten dua tim itu memeriksa kondisi lapangan dan mengecek bagaimana bila bola di pantulkan kelapangan. Juventus jelas mengingikan pertandingan ditunda namun the show must go on.

Dengan kondisi lapangan yang becek, permainan menjadi lambat dan hingga menjelang berakhir pertandingan skor masih imbang 0-0, namun Perugia yang bermain seperti layaknya bermain di Final Liga Champion memberikan mimpi buruk kepada Juve.



Alessandro Calori muncul sebagai sosok pahlawan, menit ke 50 tendangan setengah vollynya mengubur mimpi Juventus dan sebaliknya suasana hening di Olimpico berubah menjadi sorak sorai kegembiraan di kubu Biancoceleste. Dan ketika peluit dibunyikan oleh Collina, Olimpico pun meledak, ribuan manusia tumpah ruah ke dalam lapangan Olimpico, dan bukan hanya Olimpico tapi seluruh kota roma menjadi biru langit!!!


Itulah sedikit flash back ke 10 tahun yang lalu tepatnya 14 mei 2000 dimana kala itu Lazio meraih impian terbesar sebuah klub di Italia, semoga saja dalam waktu sesingkat-singkatnya Lazio kembali merasakan saat-saat seperti itu, dan pastinya dengan scudetto di tangan!

FORZA LAZIO!!!

referensi theoffside lazio



SKUAD LAZIO 1999/2000

Kiper:
Luca Marchegiani (28 Penampilan)
Marco Ballotta (9 penampilan)

Pembela:
Alessandro Nesta (28 Penampilan)
Giuseppe Pancaro (28 penampilan dan 3 gol)
Siniša Mihajlović (26 penampilan dan 6 gol)
Paolo Negro (26 Kehadiran dan 2 gol)
Nestor Sensini (23 penampilan dan 1 gol)
Giuseppe Favalli (18 Penampilan)
Fernando Couto (14 Penampilan)
Guerino Gottardi (5 Penampilan)

Tengah:
Juan Sebastian Veron (31 penampilan dan 8 gol)
Sergio Conceicao (30 penampilan dan 2 gol)
Pavel Nedved (28 penampilan dan 5 gol)
Diego Simeone (28 penampilan dan 5 gol)
Matias Almeyda (19 penampilan dan 1 gol)
Dejan Stankovic (16 penampilan dan 3 gol)
Attilio Lombardo (10 penampilan dan 1 gol)

Penyerang:
Marcelo Salas (28 penampilan dan 12 gol)
Simone Inzaghi (22 penampilan, dan 7 gol)
Roberto Mancini (20 Penampilan)
Alen Bokšić (19 penampilan dan 4 gol)
Fabrizio Ravanelli (16 penampilan dan 2 gol)
Kennet Andersson (2 Penampilan)

Pelatih: Sven Goran Eriksson
Presiden: Sergio Cragnotti


Support Laziale...


Followers