Giornata 8, Pekan sempurna Lazio
Giornata Lazio musim S.S Lazio ini telah membuat sebuah kejutan di seri-a. Setelah musim lalu sempat terpuruk dalam jurang degradasi, Lazio sukses mencatat start terbaik sejak klub ini berdiri tahun 1900. Anak asuh Edy Reja sukses mencatat rekor manis di awal musim ini.
Dengan mengalahkan Cagliari 2-1 di Olimpico minggu kemarin (24/10), Biancoceleste berarti telah mengumpulkan nilai 19 dari 8 kali bertanding hasil dari enam kali menang sekali imbang dan kalah. Catatan ini mengalahkan torehan terbaik Lazio sebelumnya pada musim 1973 dan musim Lazio scudetto di musim 1999/2000.
Pada musim 1972/73, Lazio asuhan Tommaso Maestrelli mengumpulkan poin 13 hasil dari 5 menang dan tiga imbang. Namun saat itu poin masih dihitung dua tiap kemenangan. jika dikonversi ke perhitungan poin sekarang jumlah menjadi 18 poin, sayangnya diakhir musim Lazio hanya meraih peringkat ke 3.
Support Laziale...
Musim 1999/2000 dibawah kepemimpinan Sven Goran Erickson di giornata 8 Lazio meraih 17 poin (lebih rendah 2 dari sekarang) namun sebuah gelar scudetto diraih pasukan Lazio musim ini, dan itu adalah yang terpenting daripada sebuah rekor.
Bukan hanya itu, empat kemenangan beruntun yang didapat juga mengembalikan yang hilang sejak 2007, Lazio sejak 2007 belum pernah melakukan empat kemenangan berturut-turut. Juga empat kali berturut-turut menjadi capolista (belum lagi terlihat sejak 10 tahun).
Muslera pun mencatatkan rekor tersendiri dengan berhasil menjaga mistar gawang lazio dari kebobolan selama 352 menit, meski masih kalah dari rekor Pulici dan Marchegiani, namun Muslera mampu melewati rekor Peruzzi dan menjadikannya berada di posisi ketiga kiper Lazio yang mampu clean sheet dalam rentang waktu 352 menit.
Meski begitu Reja masih belum mau mengatakan bahwa tim ini bisa mendapatkan scudetto, bagi pelatih veteran itu scudetto belumlah menjadi target Lazio sekarang, lazio saat ini lebih berkonsentrasi untuk meraih posisi ke-6 di Lega calcio.
Dengan mengalahkan Cagliari 2-1 di Olimpico minggu kemarin (24/10), Biancoceleste berarti telah mengumpulkan nilai 19 dari 8 kali bertanding hasil dari enam kali menang sekali imbang dan kalah. Catatan ini mengalahkan torehan terbaik Lazio sebelumnya pada musim 1973 dan musim Lazio scudetto di musim 1999/2000.
Pada musim 1972/73, Lazio asuhan Tommaso Maestrelli mengumpulkan poin 13 hasil dari 5 menang dan tiga imbang. Namun saat itu poin masih dihitung dua tiap kemenangan. jika dikonversi ke perhitungan poin sekarang jumlah menjadi 18 poin, sayangnya diakhir musim Lazio hanya meraih peringkat ke 3.
Support Laziale...
Musim 1999/2000 dibawah kepemimpinan Sven Goran Erickson di giornata 8 Lazio meraih 17 poin (lebih rendah 2 dari sekarang) namun sebuah gelar scudetto diraih pasukan Lazio musim ini, dan itu adalah yang terpenting daripada sebuah rekor.
Bukan hanya itu, empat kemenangan beruntun yang didapat juga mengembalikan yang hilang sejak 2007, Lazio sejak 2007 belum pernah melakukan empat kemenangan berturut-turut. Juga empat kali berturut-turut menjadi capolista (belum lagi terlihat sejak 10 tahun).
Muslera pun mencatatkan rekor tersendiri dengan berhasil menjaga mistar gawang lazio dari kebobolan selama 352 menit, meski masih kalah dari rekor Pulici dan Marchegiani, namun Muslera mampu melewati rekor Peruzzi dan menjadikannya berada di posisi ketiga kiper Lazio yang mampu clean sheet dalam rentang waktu 352 menit.
Meski begitu Reja masih belum mau mengatakan bahwa tim ini bisa mendapatkan scudetto, bagi pelatih veteran itu scudetto belumlah menjadi target Lazio sekarang, lazio saat ini lebih berkonsentrasi untuk meraih posisi ke-6 di Lega calcio.