Jose Mourinho saat ini menjadi bahan pembicaraan media dimana saja, ia menjadi aktor dibalik sukses Inter Milan musim ini. Dan kini real Madrid berharap bisa mendapatkan jasa dari sang special one ini. Tapi tahukah anda siapa satu-satunya pelatih yang mampu membuat Mourinho bertekuk lutut dan gagal meraih gelar dimusim ini??
Orang itu tak lain dan tak bukan adalah salah satu Pelatih yang dianggap gagal musim ini, dan yang membuat Lazio sempat berada dijurang degradasi, dia adalah Davide Ballardini. Ballardini mengalahkan Mourinho kala Lazio bertemu Inter Milan di ajang Super Coppa Italia dengan skor tipis 2-1. Ballardini berucap kepada Tuttosport mengenai hal ini "saya adalah satu-satunya orang yang mengalahkan Mourinho tetapi tidak ada satupun yang membicarakan hal ini,... Mourinho adalah seseorang yang ingin selalu memenangkan segalanya." Ya, tidak bisa di pungkiri satu-satunya pelatih yang menggagalkan Mourinho untuk tersenyum dan mengangkat piala dimusim ini adalah Ballardini, mungkin bila saja Guardiola atau Pelatih Munchen Luis Van Gaal mau bertanya kepada Ballardini bagaimna cara menghentikan taktik seorang Mouringho seperti yang dilakukan Ballardini saat menekuk Inter Milan di Super Coppa Italia bisa saja treble winner Inter takkan terjadi musim ini. :D
Genoa dan Juventus adalah dua klub terakhir yang dikaitkan dengan Mauro Zarate, Sergio Zarate kakak kandung sekaligus manager dari Maurito sendiri mengatakan bahwa nasib adiknya itu tergantung dari Lotito.
"saya sedang berada di buenos aires dan saya tidak berkata kepada siapa pun, Mauro memiliki kontrak bersama Lazio dan ingin bertahan di Biancoceleste, Dia bahkan tidak ingin berbicara dengan klub lain, tak ingin berbicara dengan yang lain. Kemudian jika klub harus menerima proposal dan tidak ingin lagi Mauro tinggal, kami akan menilai situasi, tetapi hari ini tidak begitu: ia sudah berpikir tentang tahun depan, ingin menebus dirinya dengan semua tidak memuaskan Lazio dari tahun ini. Support Laziale...
Untuk ketiga kalinya Lazio akan melakukan latihan pre season di daerah auronzo selama musim panas. Biancocelesti kali ini dipimpin oleh Edy Reja, pelatihan atletik akan dimulai di pegunungan dan jalur Belluno. Edy reja akan menjadi pelatih ketiga dalam tiga tahun yang akan melakukan latihan sebelum musim bergulir di Auronzo (setelah Delio Rossi dan Davide Ballardini).
Menurut kabar Tanggal 10 Juli adalah tanggal keberangkatan skuad ke Auronzo, namun sebelumnya pada tanggal 7 Juli tim akan berkumpul di Formello untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum keberangkatan ke auronzo dimana tim akan tinggal sekitar selama 3 minggu,
Thomas Hitzlsperger di bulan Januari tahun ini datang ke Lazio dengan free transfer dari klub Bundesliga Stuttgart, gelandang 28 tahun itu akhirnya tak mampu masuk tim inti Lazio dan lebih banyak menghabiskan waktu di bangku cadangan. The hammer pun tak dipanggil ke timnas Jerman dan Piala Dunia pun hanya menjadi angan semata. "Aku telah mengambil risiko dan ini tidak berhasil" Ucap Hitz saat diwawancarai oleh majalah Kicker. "saya telah salah, kemungkinan besar semua akan di mulai dengan kembali ke Jerman, tapi saya juga tak takut bila harus kembali keluar negeri."
Andre Diaz bek Lazio asal Brazil yang dibeli di pertengahan musim saat ini tengah pulang kampung ke tanah kelahirannya.
Bek sentral itu tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya bisa kembali ke mantan klubnya, "empat tahun penuh kesenangan dan kesedihan, lebih banyak kesenangan, saya tidak pernah bermasalah dengan pemain lain, aku selalu akrab dengan semua orang, tentu saja saya merasa kehilangan tapi hidup harus terus berjalan."
Diaz meninggalkan Sao Paulo di awal tahun ini setelah di transfer Lotito untuk membela tim biru langit, setelah beradaptasi dengan suasana di Kota Roma kini Diaz bisa merasa nyaman tinggal di eropa bersama keluarganya.
" Pada awalnya selalu rumit oleh fakta tidak bisa berbicara bahasa dan tak mengenal budaya. Tapi sekarang keluarga saya tenang... dan Lazio juga mulai untuk menang lagi dan ini sangat membantu saya . Sekarang semuanya sudah santai .."
Diaz dan keluarganya akan berlibur di Brazil selama dua minggu, dan pada awal Juli nanti ia akan kembali ke kota roma dan berlatih kembali bersama rekan-rekannya untuk membela Lazio di musim 2010/2011. Support Laziale...
Christian Brocchi atau biasa dipanggil Atenk oleh para Laziale di Indonesia harus kembali ke klub asalnya, sebagai pemain yang hanya dipinjam dari AC Milan Brocchi hanya satu musim di Lazio. Musim ini Brocchi boleh dibilang berhasil menarik perhatian para tifosi fanatik Lazio dengan penampilannya, sebagai gelandang petarung Brocchi selalu tak kenal lelah dan tanpa kompromi. bRocchi diharuskan segera kembali ke Milan dikarenakan Milan akan melakukan tour di akhir musim ini, AC Milan telah dijadwalkan akan bermain di Washington melawan DC United pada tanggal 26 mei, melawan Chicago Fire pada tanggal 30 Mei di Chicago dan melawan Montreal Impact 2 Juni di montreal. Support Laziale...
Setelah merasakan kepedihan yang sangat di musim ini, para Laziali patut bersyukur Lazio tidak terdegradasi ke serie-B, penampilan buruk Lazio musim ini jelas sangat mengecewakan para tifosi. Musim ini Lazio mengukir rekor terburuk dengan 13 kali tanpa kemenangan ketika Lazio dipegang oleh Ballardini. Bukan hanya itu, Lazio pun tak mampu berkata di partai Derby Della Capitale dua kali pertemuan melawan Ass Rioma, dua kali pula Rocchi cs harus menerima kekalahan. Pergantian dari Ballardini ke Edy Reja berhasil menyelamatkan Lazio dari jurang degradasi.
Scudetto tak mampu diraih, Zona Eropa pun kandas dan Juara Coppa Italia pun lepas dari genggaman, Semua itu mempertegas kegagalan Lazio dimusim ini, untuk urusan gol pun Lazio menempati posisi keempat dari bawah, gladiator Lazio hanya mampu mencetak 39 dari 38 pertandingan dengan satu gol bunuh diri dari lawan, itu berarti skuad Lazio rata-rata hanya mampu mencetak gol satu gol di setiap partai, sedangkan lini belakang lazio harus rela digelontor 43 gol dimusim ini. Striker Lazio betul-betul mati kutu musim ini, beruntung Sergio Floccari yang masuk di jeda transfer Januari mampu bermain konsisten dan mencetak 8 gol hingga akhir musim yang membuatnya menjadi pemain paling subur untuk lazio musim ini. Meski baru hadir ditengah kompetisi yang telah berjalan setengah musim namun Floccari malah mengungguli striker Lazio lainnya.
Mauro Zarate yang diawal musim diharapkan bisa kembali menjadi andalan lazio merengkuh kemenangan dengan gol-golnya malah menjadi pesakitan di musim ini, penyerang Argentina ini tak mampu memperlihatkan kehebatannya seperti di musim pertamanya, Zaratekid malah lebih sering mengeluarkan isu-isu kontroversial dan bertikai dengan pelatihnya. Zarate dimusim ini hanya mencetak 3 gol dan 2 asist dari 32 bermain bandingkan dengan musim lalu dimana ia mampu mencetak 13 gol dan 8 asist dari 36 penampilan jelas sebuah penurunan yang sangat signifikan. Sang kapten Tommaso Rocchi hanya bisa memberi 6 gol dan 5 asist dari 32 bermain, jelas menurun jika melihat hasil gol yang dimiliknya dimusim lalu yakni 9 gol dan 1 asist dari 33 bermain, musim lalu Rocchi bahkan harus memulai musim dengan cedera yang dialaminya ketika membela timnas Italia di Olimpiade dan membuatnya telat bergabung dengan skuad, musim ini Rocchi tak mampu berbicara banyak. Pemain tua Julio Cruz yang didatangkan dari Inter Milan juga tak bisa memberi kontribusi dengan maksimal, Cruz gagal memperlihatkan keahliannya sebagai seorang super sub seperti yang dilakoninya saat di Inter. Cruz hanya mampu mencetak 4 gol 1 asist dari 24 kali bermain. Zarate masih menjadi pemain yang paling sering melepaskan tembakan dengan 138 shot dan hanya 41 yang tepat ke arah gawang, Kolarov posisi kedua dengan 99 shot 26 shots on goal.
Kinerja lini tengah musim ini lebih buruk lagi, sebagai posisi yang sangat diandalkan untuk bisa memberikan umpan-umpan matang bagi penyerang, posisi ini malah tak mampu memperlihatkan tugas mereka. Bukan tak mungkin karena buruknya lini tengah membuat lini depan Lazio tak bisa mencetak banyak gol, buktinya pengemas asist terbanyak dipegang oleh penyerang yaitu Tommaso Rocchi dengan 5 asist sedangkan kedua dipegang Stefano Mauri dan Mauro Zarate dengan 4 asist dibelakang mereka ada Ledesma, Foggia, Baronio, Kolarov dengan 2 asist. Sejak musim lalu lini tengah Lazio memang lebih banyak diisi oleh gelandang petarung sedangkan pemain yang diberi tugas sebagai pengatur serangan seperti Mauri malah tidak bisa bermain konsisten, Hitzlsperger yang digadang-gadang menjadi the next Pavel Nedved malah tak mampu beradaptasi dan gagal mendapat tempat di tim inti.
Aleksandar Kolarov dan Mauro Zarate menjadi pemain paling banyak mendapat kartu dengan 8 Kartu kuning dan 1 kartu merah, sedangkan dibelakangnya ada Roberto Baronio dengan 7 KK dan 1 KM. Stefano Radu menerima 10 kartu kuning, Ironis melihat hasil yang didapat Zarate yang ternyata lebih banyak mendapat hukuman kartu ketimbang mencetak gol jika melihat posisinya yang sebagai striker bukan seorang pemain bertahan.
Untuk pemain yang paling sering di langgar Mauro Zarate masih menjadi langganan pemain lawan, Zarate total di langgar sebanyak 88 kali sedangkan pemain yang paling sering melakukan foul malah bukan dari gelandang bertahan ataupun pemain belakang, adalah Stefano Mauri yang menjadi pemain paling sering melanggar lawan dengan 60 kali foul.
Untuk kiper sendiri Fernando Muslera mempunyai catatan yang lumayan hebat, Muslera membuat 113 kali penyelamatan gemilang dari 36 game beda tipis dengan Cesar/Inter 112 kali penyelamatan 38 game, bandingkan dengan Buffon/Juve yang hanya 69 kali penyelamatan 29 game, Dida/AC Milan 91 kali 23 game, Julio Sergio/ass Rioma 87 kali 30 game.
Untuk statistik tim, dikandang sendiri Lazio hanya mampu meraih 21 poin, sedang tandang 25 poin dengan total poin 46 dan berada di posisi 12 di klasemen akhir.
Performance
Highest Gate
70000 Genoa
Lowest Gate
10000 Fiorentina
Average Attendance
29277
Aggregate Attendance
527000
Biggest Home Win
4-1 Livorno
Biggest Away Win
Parma 0-2, Cagliari 0-2
Heaviest Home Defeat
0-2 Juventus, 0-2 Bari, 0-2 Internazionale
Heaviest Away Defeat
Atalanta 3-0
Highest Aggregate Score
4-1 Livorno, Bologna 2-3
Current Win Sequence
2 games: at Livorno, Udinese
Current Unbeaten Sequence
2 games: at Livorno, Udinese
Longest Win Sequence
2 games: at Livorno, Udinese
Longest Unbeaten Sequence
5 games: at Cagliari, Siena, at AC Milan, Napoli, at Bologna
Current Losing Sequence
0 games
Current Winless Sequence
0 games
Longest Losing Sequence
2 games: at Sampdoria, Bari
Longest Winless Sequence
13 games: Juventus, at Catania, Parma, Palermo, at Fiorentina, Sampdoria, at Bari, Cagliari, at Siena, AC Milan, at Napoli, Bologna, at AS Roma
Goalkeeping Statistics
NUM
NAME
GS
SB
SV
GC
FC
FS
YC
RC
W
L
D
86
Fernando Muslera
36
0
113
41
2
5
5
0
0
0
0
88
Tommaso Berni
2
0
7
2
0
1
0
0
0
0
0
1
Albano Bizarri
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
40
Antony Iannarilli
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Outfield Statistics
NUM
NAME
GS
SB
G
SH
SG
A
FC
FS
YC
RC
11
Aleksandar Kolarov
33
0
3
99
26
3
44
67
8
1
5
Stefano Mauri
29
6
3
37
13
4
60
60
5
0
2
Stephan Lichtsteiner
28
5
2
13
5
0
42
50
5
0
26
Stefan Radu
28
0
0
2
1
0
42
29
10
0
10
Mauro Zárate
27
5
3
138
41
4
48
88
8
1
32
Christian Brocchi
25
2
2
26
4
1
42
24
2
0
9
Tommaso Rocchi
23
9
6
54
18
5
30
48
3
0
33
Roberto Baronio
22
2
0
28
7
3
37
43
7
1
28
Guglielmo Stendardo
19
0
2
8
5
0
24
45
6
0
13
Sebastiano Siviglia
18
2
1
4
2
0
22
11
3
0
20
Sergio Floccari
17
0
8
41
22
2
32
41
2
0
8
Francesco Matuzalem
14
4
1
22
7
0
43
48
4
0
24
Cristian Ledesma
13
0
0
25
6
3
32
28
4
1
80
André Dias
12
0
2
9
2
0
31
12
3
0
87
Mobido Diakite
11
8
0
7
3
0
18
17
3
0
25
Giuseppe Biava
10
3
0
2
0
0
25
13
3
0
17
Pasquale Foggia
9
7
0
22
8
3
11
38
3
0
74
Julio Cruz
8
17
4
21
9
1
35
40
3
0
4
Fabio Firmani
8
4
0
6
0
0
26
4
5
0
-
Sanchez Emilson Cribari
7
3
0
1
0
0
9
0
2
1
81
Simone Del Nero
6
1
0
5
2
0
8
13
3
0
-
Ousmane Dabo
6
6
0
4
0
0
18
5
2
1
23
Mourad Meghni
3
4
0
7
1
0
5
11
0
0
15
Thomas Hitzlsperger
2
4
1
13
3
0
7
1
0
0
3
Lionel Scaloni
1
4
0
1
0
0
4
1
0
0
-
Riccardo Perpetuini
1
1
0
2
0
0
1
1
1
0
21
Simone Inzaghi
0
3
0
0
0
0
3
0
0
0
18
Stephen Makinwa
0
2
0
0
0
0
2
1
0
0
-
Eliseu
0
2
0
1
0
0
1
0
0
0
42
Federico Sevieri
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
52
Alessio Luciani
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
Glossary
GS: Games Started, SB: Used as Substitute, G: Goals, A: Assists, SH: Shots, SG: Shots on goal, YC: Yellow Cards, RC: Red Cards, FC: Fouls Committed, FS: Fouls Suffered, SV: Saves, GC: Goals conceded, W: Wins, L: Losses, D: Draws
Lazio Region Bandung akan memulai petualangannya di kompetisi liga champion antar fans club by.IFFA.
LAZIALE BANDUNG VS milanisti bandung Tanggal : 23 Mei 2010 Waktu : 10:30 - 12:00 Tempat : YPKP (lapangan 1)
SUSUNAN PEMAIN YANG AKAN DITURUNKAN PADA TURNAMENT LIGA CHAMPION ANTAR FANS CLUB.
RINOV (GK)
DANY ZIO (GK) (COACH)
ASEP
ARIA
ARI
RESTU
DIKA
ADRY
WISNU
TIBO
PRABU
DEFRIKA
RIANA
IKHSAN
BAIM
Semoga pemian yang akan diturunkan nanti bisa mempersembahkan seluruh kemampuannya untuk dapat memberikan yang terbaik untuk seluruh Laziale yang ada diseluruh pelosok tanah air. Dan bagi teman-teman yang tidak terpilih mohon berbesar hati, karena kalian yang akan dipersiapkan untuk turnamen berikutnya dan mohon untuk dapat mendukung penuh teman - teman kita yang bertanding nanti.
Primavera lazio akhirnya bertemu dengan Brescia di partai perempat final Trofeo Giancinto Faccheti, Pertandingan akan dilangsungkan pada tanggal 1 Juni nanti,
kapten Primavera Alesio Luciani berharap dukungan penuh dari supporter pada pertandingan nanti.
Akhirnya terlihatlah siapa yang akhirnya tersenyum manis dan yang menangis!!!
Lazio sukses lolos dari Degradasi, dan menutup musim yang penuh mimpi buruk dengan kemenangan manis atas Udinese, 3 gol diciptakan gladiator Lazio. Sementara itu Inter meraih Scudetto kelima mereka secara beruntun. Dan mereka juga menyandingkan Coppa Italia dengan Scudetto yang keduanya sama-sama mengalahkan Ass Rioma.
Lalu apa kata Mourinhio "Ya, dua untuk kami, satu untuk Lazio dan nol untuk Milan, juventus dan Rioma. Saya tidak mencoba menyerang klub lain, tapi ini adalah kenyataan... "
Dan memang yang akhirnya patut untuk diberikan jempol kebawah adalah klub dari si Totti sendiri, Ass Rioma, mereka dua kali kalah dalam perebutan gelar alhasil seperti musim lalu mereka mendapatkan ZERO TITULI!!!
Rekaman hasil pertandingan antara Lazio vs Udinese... Lazio sukses menaklukan Udinese dengan skor menyakinkan 3-1, gol diciptakan oleh Hitzlsperger, Brocchi dan Floccari.
Hari ini hari Jum'at, tanggal 14 mei 2010 tepat 10 tahun berlalu ketika masa keemasan saat merengkuh gelar terhormat mereka kedua yakni Scudetto Liga Italia 1999/2000.
Masih akan terus teringat musim 1999/2000 yang dilalui Lazio tanpa kenal menyerah, hingga menit terakhir Lazio tak berhenti untuk bertarung memperebutkan scudetto melawan Juventus, hingga akhirnya di partai terakhir Lazio baru bisa memastikan scudetto mereka setelah gol dari Alessandro Calori membunuh impian Juventus.
squadra lazio 1999/2000
Tidak ada salahnya bila kita kembali mereview detik-detik terakhir ketika Biancocelste meraih scudetto untuk kedua kalinya.
Sejak pertengahan musim Juventus masih memuncaki klasemen seri-a, namun saat itu Juventus harus bersaing dengan nama lain, Milan yang sejak awal musim menjadi saingan berat Juve yang lebih mementingkan fokus ke Champion, kalah oleh Lazio 2-1 di San Siro pada 20 Februari dan membuat Biancoceleste masuk dalam daftar persaingan scudeto berbeda 4 angka dari Juve. Milan semakin hilang dari persaingan setelah kalah di derby melawan Inter dibulan Maret 5. Kini persaingan hanya menyisakan Juve vs Lazio.
Tetapi pada tanggal 19 maret Lazio kalah dari Verona membuat jarak antara Lazio dan Juve menjadi +9. Dari sini nampaknya perjuangan Lazio segera berakhir, namun beruntung Milan menolong dengan mengalahkan Juve lewat dua gol dari Sheva, Lazio yang menang di derby della capitale membuat poin menjadi -6.
1 April 2000 partai big match antara Juventus vs Lazio di langsungkan di Torino, Lazio yang membutuhkan kemenangan berhasil mengalahkan Juve lewat gol tunggal dari Diego Simeone.
Setelah kembali yakin akan scudetto Lazio kembali gagal meraih poin penuh di pekan ke 30 ketika di jamu Fiorentina, Lazio hanya bermain imbang 3-3 sedangkan juve unggul atas Inter Milan dan membuat jarak menjadi +5.
Namun harapan kembali meninggi ketika di pekan 32 Juventus kalah ditangan Verona seang Lazio menang atas Venezia, persaingan menjadi semakin sengit dengan perbedaan poin kini hanya 2 poin. Dengan sisa 2 partai Lazio berharap Juve tergelincir di sisa partai.
Di partai ke 32 seri-a, Juve menjamu Parma di delle alpi, Juve ternyata lebih dulu unggul 1-0, di menit-menit akhir pertandingan Parma mendapatkan tendangan sudut, dan Fabio Cannavaro berhasil menyundul bola dan menghasilkan gol, namun wasit Massimo De Sanctis (termasuk terhukum di Calciopoli) mengganggap itu adalah pelanggaran dan menganulir gol dari Fabio. Meskipun di replay video memperlihatkan Fabio tidak melakukan pelanggaran, jelas hal ini membuat kemarahan media terhadap Juventus dan memperlihatkan bahwa trio Antonio Giraudo, Luciano Moggi dan Roberto Bettega di dukung wasit, dari pihak tifosi Lazio sendiri melakukan demo para laziale di italia mengganggap sepakbola di Italia telah mati mereka berdemo sambil membawa Peti mati, Lazio menginginkan Play off atau perang.
Tanggal 14 mei 2000, saat yang dinantikan. Hari terakhir seri-a musim 1999/2000 dimana Juve dan Lazio masih bersaing ketat meraih gelar scudetto, Lazio menjamu Reggina di Olimpico sementara Juve bertandang ke Perugia.
Semua orang yakin bahwa Juve akan meraih gelar scudetto mereka, Juve yang tandang ke Perugia takkan mengalami kesulitan, namun lazio masih berharap dan yakin akan scudetto mereka. Bila Lazio menang dan Perugia menahan imbang Juve maka akan diadakan play off seperti apa yang di inginkan para tifosi Lazio, namun bila perugia menang dan Lazio menang maka scudetto milik Lazio.
Satu hal yang membuat keyakinan Lazio terhadap scudetto adalah sikap dari Presiden Perugia yaitu Luciano Gaucci ia adalah seorang yang penuh dengan sikap gila dan yang pasti ia sangat membenci Juventus lebih dari apapun. Gaucci berani berkomentar di Televisi dan mengucapkan kebenciannya terhadap nyonya tua itu. Hal inilah yang membuat yakin bahwa Gaucci akan membuat Perugia bermain sepenuh hati karena Gaucci takkan membiarkan Juve menang dan meraih scudetto.
Dan ketika hari itu datang, keanehan terjadi hari itu, ketika di kota Roma cuaca cerah dan hangat, di Perugia ada badai hujan lebat yang memaksa pertandingan ditunda, seakan-akan langit mendukung pasukan biru langit. Sementara partai Perugia ditunda, Lazio sukses mengalahkan Reggina dengan skor telak 3-0, dan tinggal menunggu hasil di Perugia. Tidak ada satupun tifosi Lazio yang meninggalkan stadion, para pemain pun berbaur di tribun penonton sambil menunggu partai Perugia vs Juventus. Perluigi Collina sebagai wasit partai Perugia vs Juve serta Alessandro Calori dan Antonio Conte selaku kapten dua tim itu memeriksa kondisi lapangan dan mengecek bagaimana bila bola di pantulkan kelapangan. Juventus jelas mengingikan pertandingan ditunda namun the show must go on.
Dengan kondisi lapangan yang becek, permainan menjadi lambat dan hingga menjelang berakhir pertandingan skor masih imbang 0-0, namun Perugia yang bermain seperti layaknya bermain di Final Liga Champion memberikan mimpi buruk kepada Juve.
Alessandro Calori muncul sebagai sosok pahlawan, menit ke 50 tendangan setengah vollynya mengubur mimpi Juventus dan sebaliknya suasana hening di Olimpico berubah menjadi sorak sorai kegembiraan di kubu Biancoceleste. Dan ketika peluit dibunyikan oleh Collina, Olimpico pun meledak, ribuan manusia tumpah ruah ke dalam lapangan Olimpico, dan bukan hanya Olimpico tapi seluruh kota roma menjadi biru langit!!! Itulah sedikit flash back ke 10 tahun yang lalu tepatnya 14 mei 2000 dimana kala itu Lazio meraih impian terbesar sebuah klub di Italia, semoga saja dalam waktu sesingkat-singkatnya Lazio kembali merasakan saat-saat seperti itu, dan pastinya dengan scudetto di tangan!
Kiper: Luca Marchegiani (28 Penampilan) Marco Ballotta (9 penampilan)
Pembela: Alessandro Nesta (28 Penampilan) Giuseppe Pancaro (28 penampilan dan 3 gol) Siniša Mihajlović (26 penampilan dan 6 gol) Paolo Negro (26 Kehadiran dan 2 gol) Nestor Sensini (23 penampilan dan 1 gol) Giuseppe Favalli (18 Penampilan) Fernando Couto (14 Penampilan) Guerino Gottardi (5 Penampilan)
Tengah: Juan Sebastian Veron (31 penampilan dan 8 gol) Sergio Conceicao (30 penampilan dan 2 gol) Pavel Nedved (28 penampilan dan 5 gol) Diego Simeone (28 penampilan dan 5 gol) Matias Almeyda (19 penampilan dan 1 gol) Dejan Stankovic (16 penampilan dan 3 gol) Attilio Lombardo (10 penampilan dan 1 gol)
Penyerang: Marcelo Salas (28 penampilan dan 12 gol) Simone Inzaghi (22 penampilan, dan 7 gol) Roberto Mancini (20 Penampilan) Alen Bokšić (19 penampilan dan 4 gol) Fabrizio Ravanelli (16 penampilan dan 2 gol) Kennet Andersson (2 Penampilan)
Pelatih: Sven Goran Eriksson Presiden: Sergio Cragnotti
Primavera Lazio sukses menekuk Primavera Parma dengan skor menyakinkan 2-0, setelah dipertemuan pertama kedua tim bermain imbang 1-1. Dengan kemenangan ini Lazio lolos ke perempat final turnamen yang di dedikasikan kepada Giacinto Faccheti ini. Sementara itu musuh abadi Lazio Rioma merda harus tersingkir dari kompetisi setelah kalah dari Chievo dengan agregat 1-3. Perempat final akan dilangsungkan pada tanggal 1 dan 2 Juni nanti sementara semifinal pada tanggal 4 dan 5 Juni, dan akhirnya Final pada tanggal 8 Juni nanti.
data dan fakta :
LAZIO (4-3-3):
Iannarilli;
Spirito, Faraoni, Luciani, Adeleke; Coppola (70’ Sevieri), Zampa, Capua; Ceccarelli, Barreto (55′ Mancini), Di Mario (63′ Trombetta).
Setelah pekan kemarin memastikan Lazio lolos dari ancaman degradasi, para staff pemain Lazio dan mengadakan acara bakar barbeque untuk merayakan keberhasilan mereka.
Kolarov dipastikan masuk dalam daftar 30 pemain yang dibawa oleh Pelatih timnas Serbia Rdomir Antic, dari 30 nama ini akan disaring lagi menjadi 23 pemain pad abulan Juni nanti.
Begitu juga dengan kiper nomor satu Lazio yang masuk daftar 26 pemain yang akan diikutsertakan ke piala Dunia. sayap kanan Lazio asal Swiss stephan Lichtsteiner juga dipanggil masuk timnas Swiss.
Hanya sayang dari timnas Italia dan Argentina yang biasanya Lazio memiliki wakil kini harus tanpa satu pun pemain Lazio.
Kegagalan Rioma merda meraih coppa italia memang sudah bisa diperkirakan mengingat musim ini Inter Milan berada pada performa terbaik mereka, namun satu hal yang mungkin bisa dijadikan kambing hitam adalah Totti, kartu merah yang didapat pemain yang memegang rekor pemain paling sering kalah di partai derby della capitale itu membuat Rioma bermain hanya dengan 10 orang padahal mereka sedang dalam keadaan tertinggal dan butuh tenaga lebih. Hasilnya Inter mempecundangi mereka dengan skor 1-0.
Selain kegagalan Coppa Italia, Totti juga menjadi biang kegagalan Italia di dua kompetisi internasional, berikut dosa Totti kepada tim yang dibelanya.
Totti meludahi wajah Christian Poulsen momen ini sulit dilupakan si Totti di Euro 2004, Italia datang dengan skuad yang sedang bagus-bagusnya mulai dari Belakang sampai lini depan. Namun yang terjadi berlawanan dengan harapan banyak orang, pada pertandingan pertama melawan Denmark, Totti meludahi Poulsen dan harus dihukum tidak tampil dalam beberapa pertandingan Internasional. Akibat ulah pangeran idola Rioma itu Italia pun mempengaruhi permainan Italia, akhirnya Italia tidak lolos Babak 1 (penyishan grup) pada putaran Final Euro 2004 di Portugal.
Kartu Merah Totti (Piala Dunia 2002 vs Korea Selatan)
Fans Italia tentu selalu mengingat kejadian ini. Bagaimana tidak? di tengah-tengah kebutuhan tim akan gol kemenangan, Totti malah melakukan sebuah diving di kotak penalti yang berujung pada kartu kuning kedua yang diterimanya. Italia pun main dengan 10 orang dan tersingkir oleh Korea Selatan.
Kartu Merah Francesco Totti (Final Coppa Italia 2010) Pada pertandingan final Coppa Italia 2010 ini, Totti kembali menunjukkan emosinya. Tertinggal 0-1 dari Inter Milan, Totti (yang sudah mendapat kartu kuning dalam pelanggaran yang kurang perlu) menendang kaki Balotelli. Ketika itu aksi Balotelli tak mampu diredam oleh tiga bek pemain Rioma yang mengejar Balotelli yang mendribling di sisi kanan AS Roma, dijaga 3 pemain AS Roma, Balotelli masih bisa lolos, Totti yang memang sengaja mengejar Balotelli melakukan tendangan keras ke kaki Balotelli. Sungguh momen emosi yang menunjukkan kebodohan dan frustrasi seorang pemain yang selalu gagal meraih gelar. Sikap Totti menunjukkan mental autis yang tak bisa diterima, mengingat ia adalah pemain yang banyak dijadikan panutan oleh fansnya.