Profil Laziale Indonesia : Adrian Chaniago
Adrian Chaniago, Presiden LI
Untuk kali ini dan seterusnya indieLaziale memiliki satu artikel khusus untuk mengulas tentang profil para Laziale di Indonesia, dan untuk profil pertama kita awali dari Bung Adrian Chaniago yang saat ini menjabat sebagai Presiden Lazio Indonesia kedua menggantikan Bung Johan Maputra.
Perkenalan Lazio
Sebelum menjabat sebagai Presiden LI, Bung Ian (begitu biasa di sapa) menjabat sebagai Ketua Lazio Indonesia Region Bekasi, lahir di Palembang dan kemudian menetap di Bekasi, ia mengaku mencintai Lazio sejak masih duduk di bangku SMP.
"saya mulai mengikuti perkembangan lazio sejak tahun 98,waktu itu saya masih kelas 3 SMP dan pada saat melihat permainan lazio serta warna kostumnya yang biru langit saya langsung terpukau, dikala teman2 sekolah saya lebih memilih tim-tim bertradisi juara seperti milan,juve,inter,MU dan sebagainya saya lebih memilih Lazio sebagai tumpuan hati saya" ungkap sang Presiden kepada indielaziale.
Tahun 2000 adalah tahun emas bagi para pecinta Lazio di Indonesia karena saat itu Lazio berhasil meraih scudetto untuk kedua kalinya, begitu pula bagi bung Ian, kenangan saat menanti scudetto melalui drama yang sangat panjang membuat kecintaannya semakin dalam. Namun sekali lagi Bung Ian memastikan bahwa ia mencintai Lazio bukan karena prestasi yang diraih Lazio.
"walaupun setelah masa kejayaan itu lazio mulai redup karena utang yg menumpuk sampai harus berjuang di zona degradasi tapi justru disitulah seni dalam mencintai klub bola..menerima klub itu apa adanya." ungkap bung Ian.
Tahun Lazio scudetto menjadi tahun pertama pula Pak Pres mengenal komunitas Lazio di Indonesia, pertama ia bergabung di milis lazio-indonesia@yahoogroups.com disana ia hanya menerima berita-berita tentang Lazio hingga tahun 2007 ia mencoba aktif melalui chating via yahoo messenger.
Ketika ditanya siapa pemain Lazio yang di sukainya, Pak Pres berucap "Sejujurnya saya tidak mempunyai pemain favorit di klub ini, saya lebih melihat ke kebersamaan tim dan nasib yang menaungi tim ini..tapi jika diharuskan memilih saya menyukai pemain veteran Veron sebagai pemain yg sudah tidak aktif lagi di lazio dan Hernanes sebagai pemain yg aktif d lazio..kedua pemain itu memberi warna bagi tim lazio di eranya masing-masing"
Tak lupa Pak Presiden juga menilai permainan Lazio musim ini.
Musim ini Lazio sedang berada dalam kondisi bagus, ditangan Edy Reja permainan Lazio lebih terlihat dinamis dan kokoh dlm pertahanan. Reja benar-benar mencuci otak dan mengubah mental permainan lazio sehingga pemain lebih santai pada saat bermain. Tidak tergesa-gesa dan tahu kapan harus menyerang dan bertahan. Di lini belakang sejak masuknya Dias dan Hernanes permainan lazio benar-benar berubah, blunder-blunder yang tidak perlu sangat jarang terjadi.
Support Laziale...
Di lini tengah duet Mauri-Hernanes mengingatkan dengan duet Veron-Stankovic di jamannya dimana sangat dominan menguasai lini tengah dan sesekali membantu pertahanan. Di lini depan duet flo-zarate merupakan duet terdahsyat setelah Salas-Vieri dan Lopez-Crespo. Flo-Zarate saya pikir masih mengeluarkan 50% kemampuan mereka. Jika kita melihat performa Flo di Atalanta dan Zarate pada waktu musim pertama di Lazio maka saya yakin mereka akan menjadi kandidat kuat capocanonieri Seri A.
Dari teknik permainan sendiri Reja lebih mengutamakan efisiensi dan efektivitas serangan. Jika jaman Rossi kita lebih sering melihat crossing-crossing dalam serangan Lazio, maka di jaman Reja lebih terlihat permainan ball possesion yang bersifat menunggu kelengahan lawan baru melancarkan serangan.
Kekurangan Lazio menurut Pak Pres ada pada pemain pelapis yang tidak mumpuni untuk menjadi alternatif ketika para pemain andalan Lazio mengalami kelelahan ataupun cedera, itu terbukti ketika Lazio harus takluk kepada Cesena yang notabene harusnya bisa dikalahkan oleh Lazio, namun tanpa Mauri dan Hernanes Lazio bermain di bawah form mereka.
Untuk pemain yang diharapkan mendarat di Lazio Pak Pres berujar
"Saat ini saya menginginkan lazio agar menambah pertahanan seperti Lugano dr fenerbache dan seorang gelandang bertahan untuk melapis brocchi seperti Bolatti atau pemain sekelas Lassana Diarra atau Essien..Untuk penyerang saya ingin sekali melihat Giuseppe Rossi bermain di Lazio atau Macheda"
Kini setelah menjabat sebagai Presiden LI harapan demi harapan pun di canangkan, target terbesar adalah membuat LI diakui oleh SS.Lazio Italia dan kemudian berharap bisa melobi untuk mendatangkan SS Lazio berkunjung ke Indonesia.
"Salah satu motivasi saya di Lazio Indonesia ini adalah rasa kekeluargaan yang sangat besar yg saya rasakan semenjak saya mulai aktif di komunitas ini,dan motivasi inilah yang membuat saya ingin terus membangun komunitas ini sehingga dapat menjadi suatu wadah komunikasi antar laziale dan menjadi tugas saya sebagai Presiden Lazio Indonesia untuk mengemban tugas dan amanah yang sudah dipercayakan teman-teman dari seluruh Indonesia. Harapan saya ke depan komunitas ini semakin berkembang dan disegani oleh komunitas-komunitas lain baik di Indonesia maupun di seluruh Dunia..Seiring kebangkitan Lazio di Serie-A mari kita sambut kebangkitan Lazio Indonesia..!!" (idr)
Untuk kali ini dan seterusnya indieLaziale memiliki satu artikel khusus untuk mengulas tentang profil para Laziale di Indonesia, dan untuk profil pertama kita awali dari Bung Adrian Chaniago yang saat ini menjabat sebagai Presiden Lazio Indonesia kedua menggantikan Bung Johan Maputra.
Perkenalan Lazio
Sebelum menjabat sebagai Presiden LI, Bung Ian (begitu biasa di sapa) menjabat sebagai Ketua Lazio Indonesia Region Bekasi, lahir di Palembang dan kemudian menetap di Bekasi, ia mengaku mencintai Lazio sejak masih duduk di bangku SMP.
"saya mulai mengikuti perkembangan lazio sejak tahun 98,waktu itu saya masih kelas 3 SMP dan pada saat melihat permainan lazio serta warna kostumnya yang biru langit saya langsung terpukau, dikala teman2 sekolah saya lebih memilih tim-tim bertradisi juara seperti milan,juve,inter,MU dan sebagainya saya lebih memilih Lazio sebagai tumpuan hati saya" ungkap sang Presiden kepada indielaziale.
Tahun 2000 adalah tahun emas bagi para pecinta Lazio di Indonesia karena saat itu Lazio berhasil meraih scudetto untuk kedua kalinya, begitu pula bagi bung Ian, kenangan saat menanti scudetto melalui drama yang sangat panjang membuat kecintaannya semakin dalam. Namun sekali lagi Bung Ian memastikan bahwa ia mencintai Lazio bukan karena prestasi yang diraih Lazio.
"walaupun setelah masa kejayaan itu lazio mulai redup karena utang yg menumpuk sampai harus berjuang di zona degradasi tapi justru disitulah seni dalam mencintai klub bola..menerima klub itu apa adanya." ungkap bung Ian.
Tahun Lazio scudetto menjadi tahun pertama pula Pak Pres mengenal komunitas Lazio di Indonesia, pertama ia bergabung di milis lazio-indonesia@yahoogroups.com disana ia hanya menerima berita-berita tentang Lazio hingga tahun 2007 ia mencoba aktif melalui chating via yahoo messenger.
Dan memang bung Ian inilah yang paling sering dan rajin membuat acara conference atau chating bareng antar Laziale Indonesia via YM. Setiap hari siang, sore atau malam tak pernah absen untuk meramaikan aktifitas Lazio Indonesia melalui conference. Dan setiap ada Laziale yang baru join di milis tersebut tak lupa bung Ian langsung meng-add ke untuk menjadi teman di YM, tak heran daftar teman Laziale di YM-nya hampir mencapai 700 teman!
Ketika ditanya siapa pemain Lazio yang di sukainya, Pak Pres berucap "Sejujurnya saya tidak mempunyai pemain favorit di klub ini, saya lebih melihat ke kebersamaan tim dan nasib yang menaungi tim ini..tapi jika diharuskan memilih saya menyukai pemain veteran Veron sebagai pemain yg sudah tidak aktif lagi di lazio dan Hernanes sebagai pemain yg aktif d lazio..kedua pemain itu memberi warna bagi tim lazio di eranya masing-masing"
Tak lupa Pak Presiden juga menilai permainan Lazio musim ini.
Musim ini Lazio sedang berada dalam kondisi bagus, ditangan Edy Reja permainan Lazio lebih terlihat dinamis dan kokoh dlm pertahanan. Reja benar-benar mencuci otak dan mengubah mental permainan lazio sehingga pemain lebih santai pada saat bermain. Tidak tergesa-gesa dan tahu kapan harus menyerang dan bertahan. Di lini belakang sejak masuknya Dias dan Hernanes permainan lazio benar-benar berubah, blunder-blunder yang tidak perlu sangat jarang terjadi.
Support Laziale...
Di lini tengah duet Mauri-Hernanes mengingatkan dengan duet Veron-Stankovic di jamannya dimana sangat dominan menguasai lini tengah dan sesekali membantu pertahanan. Di lini depan duet flo-zarate merupakan duet terdahsyat setelah Salas-Vieri dan Lopez-Crespo. Flo-Zarate saya pikir masih mengeluarkan 50% kemampuan mereka. Jika kita melihat performa Flo di Atalanta dan Zarate pada waktu musim pertama di Lazio maka saya yakin mereka akan menjadi kandidat kuat capocanonieri Seri A.
Dari teknik permainan sendiri Reja lebih mengutamakan efisiensi dan efektivitas serangan. Jika jaman Rossi kita lebih sering melihat crossing-crossing dalam serangan Lazio, maka di jaman Reja lebih terlihat permainan ball possesion yang bersifat menunggu kelengahan lawan baru melancarkan serangan.
Kekurangan Lazio menurut Pak Pres ada pada pemain pelapis yang tidak mumpuni untuk menjadi alternatif ketika para pemain andalan Lazio mengalami kelelahan ataupun cedera, itu terbukti ketika Lazio harus takluk kepada Cesena yang notabene harusnya bisa dikalahkan oleh Lazio, namun tanpa Mauri dan Hernanes Lazio bermain di bawah form mereka.
Pak pres pertama dan kedua |
"Saat ini saya menginginkan lazio agar menambah pertahanan seperti Lugano dr fenerbache dan seorang gelandang bertahan untuk melapis brocchi seperti Bolatti atau pemain sekelas Lassana Diarra atau Essien..Untuk penyerang saya ingin sekali melihat Giuseppe Rossi bermain di Lazio atau Macheda"
Kini setelah menjabat sebagai Presiden LI harapan demi harapan pun di canangkan, target terbesar adalah membuat LI diakui oleh SS.Lazio Italia dan kemudian berharap bisa melobi untuk mendatangkan SS Lazio berkunjung ke Indonesia.
mewakili LI saat memberi bantuan korban merapi melalui Slemania |