Derby della Capitale, pertarungan antara sang Elang dan Serigala tidak akan mungkin tanpa adanya petasan kembang api, spanduk dengan bertuliskan kata-kata provokatif, serta chant-chant dan aksi atraktif lengkap dari kedua Ultras!
Lazio membuktikan musim ini adalah penguasa kota Roma, bukan hanya dua kali mereka mengalahkan tim Serigala itu dalam satu musim setelah selama 15 tahun, namun juga saat ini berada diatas rival mereka di klasemen sementara seperti halnya musim lalu.
Setelah menang 2-1 atas AS Roma tadi malam, tampak bahwa Biancocelesti sedang memulai sebuah tren baru dalam permainan derby. Hernanes tampaknya mencintai mencetak gol di Derby yang keduanya dicetak melalui penalti (seperti yang dia lakukan pada bulan Oktober tahun lalu, ketika Lazio mengalahkan AS Rioma di kandang) dan dia mencetak gol pembuka di menit 10, sebelum Borini menyamakan dan Mauri memberi kemenangan untuk Lazio.
Di pertandingan melawan Cesena kemarin il'Prophet terlihat sangat lambat dan sangat tidak nyaman, tampaknya keputusan Reja memasang Hernanes di posisi gelandang kiri tengah membuat penampilan Hernanes menjadi buruk, bahkan mungkin terburuk semenjak sang Nabi berseragam biru langit.
Hernanes memang dipasang sebagai gelandang tengah bersama dengan Matuzalem dan Gonzalez, sementara Mauri mengisi posisi playmaker yang biasanya di tempati oleh Hernanes.
Tidak maksimalnya Hernanes juga diakibatkan stamina Hernanes yang diporsir, hampir setiap laga il'prophet menjadi andalan di skuad Edy Reja, akibatnya saat menghadapi Cesena sang Nabi bermain tak seperti biasanya dan ditarik keluar saat pertengahan babak kedua digantikan oleh Brocchi.
Minggu depan menghadapi Napoli, peran Hernanes akan menjadi lebih sakral mengingat Reja harus kehilangan dua gelandang tengah andalannya yakni Matuzalem dan Ledesma, hal ini jelas membuat tugas sang Nabi lebih berat dari biasanya.
Meski lawan yang akan dihadapi bukanlah lawan yang mudah, sama-sama bersaing untuk posisi empat besar, namun il'Prophet telah berucap "diakhir musim kita akan bahagia", sebuah janji yang harus dilaksanakan...
Lazio sukses membalaskan dendam kekalahan di Olimpico musim lalu sekaligus mengamankan zona eropa musim depan setelah mengalahkan tim Bari dengan skor tipis 1-0. Gol cepat dari Hernanes menjadi kunci kemenangan Lazio.
Meski dipertandingan tersebut Lazio memiliki segudang peluang emas, namun hanya satu yang berhasil dijadikan gol, trio lini depan Lazio, Hernanes, Kozak dan Sculli berulang-ulang secara bergantian memborbardir pertahanan Bari, beruntung bagi Bari malam itu kiper mereka Gillet bermain luar biasa. Gillet sukses mementahkan peluang-peluang Biancoceleste meski gagal menghindari kekalahan.
Support Laziale...
Hernanes bermain tidak seperti biasanya, ia seperti terlahir kembali. Berkali-kali ia mempertontonkan goyangan sambanya di kotak penalti Bari, Hernanes sendiri mengakui bahwa hari ini adalah salah satu penampilan terbaiknya sejak ia pertama membela Lazio.
Kemenangan ini menjaga peluang Lazio untuk meraih tiket Zona Champion, meski perjalanan masih jauh namun poin demi poin patut diraih oleh Biancoceleste mengingat perbedaan poin dari para pesaing Lazio sangat tipis.
Gelandang Biancoceleste dan Timnas Brasil Hernanes tidak bisa menyembuyikan kekecewaannya menyusul kartu merah yang diterima. Hernanes diusir wasit menjelang babak pertama usai pada laga persahabatan Brazil kontra Perancis di Stade de France, Rabu (9/2) malam waktu setempat.
Hernanes dikartu merah pada menit ke-40 setelah melayangkan kaki ke dada striker Prancis Karim Benzema. Akibat satu pemain berkurang, Brasil tak mampu lagi menampilkan permainan samba seperti biasa dan mengakhiri laga dengan kekalahan 0-1.
Andalan Lazio ini percaya wasit Wolfgang Stark terlalu tegas mencabut kartu merah langsung dari sakunya. Padahal insiden itu, menurut Hernanes, merupakan pelanggaran pertamanya sepanjang permainan. "Saya pikir wasit terlalu tegas,"katanya kepada Globoesporte.
"Dia (wasit) seharusnya menimbang bahwa itu pelanggaran pertama saya. Seharusnya saya diberi peringatan dan kartu kuning terlebih dahulu," kata dia lagi. "Tetapi,Saya mendapat penjelasan sesudah pertandingan dan semuanya jelas. Sekarang saya ingin melupakan itu semua."
Karena kartu merah tersebut Hernanes itu tidak bisa dipilih pelatih Selecao Mano Menezes untuk pertandingan persahabatan berikut melawan Belanda pada Juni nanti, sebelum partai pembuka Copa America melawan Venezuela
Mano membela Hernanes.
Mano Menezes sendiri membela Hernanes mengenai insiden kartu merah melawan Prancis, menurutnya gelandang Lazio bukan tipe pemain yang menggunakan kekerasan.
Empat pemain Lazio di panggil oleh timnas masing-masing, Hernanes akan segera membela Brazil untuk melawan Perancis di Paris, Stefano Mauri kembali di panggil oleh Prandelli untuk ikut serta Azzuri melawan Jerman.
Dua pemain lainnya Lichtsteiner membela Switzerland vs Malta sedangkan pemyerang muda Lazio yang tengah bersinar Libor Kozak akan membela -U21 Republik Ceko yang akan menghadapi timnas Belanda U-21.
Hernanes kembali di panggil ke timnas Brazil oleh Mano Menezes, Hernanes akan membela Selecao untuk menghadapi Perancis di partai persahabatan yang akan di langsungkan di Paris 9 Februari mendatang.
Hernanes termasuk dalam daftar 23 pemain Brazil bersama dengan pemain Brazil lainnya yang juga bermain di seri a seperti Pemain AC Milan Pato, Robinho, Thiago Silva serta kiper Inter Julio Cesar.
Hernanes memang menjadi pemain kunci di skuad arahan Edi Reja, meski penampilan Lazio belakangan ini menurun namun kepercayaan pelatih Brazil kepadanya ternyata masih besar. Semoga Hernanes mampu membawa Lazio meraih prestasi yang membanggakan sekaligus terus mendapat kepercayaan di timnas Brazil. Forza Lazio!
Penampilannya yang konsisten dan mampu membangkitkan prestasi Lazio di musim ini telah membuat seorang Hernanes menjadi idola di negeri kelahirannya Brazil, gelandang tengah Lazio ini menjadi banyak pilihan para jurnalis dan para penggemar sepakbola serta mantan pemain terkenal Brazil di sana untuk menjadi pemain yang mendapat penghargaan Samba Gold.
Samba Gold adalah penghargaan bagi pemain Brazil yang bermain di luar eropa dan mampu menunjukkan kemampuannya di klubnya di eropa. Peraturan vote ini adalah setiap pemilih diberikan tiga puluh nama lalu kemudian diwajibkan memilih 3 nama terbaik. Pilihan pertama mendapat 3 poin, kedua 2 poin dan ketiga 1 poin.
Pemain yang mendapat vote paling banyak mendapatkan penghargaan Samba Gold, sedang peringkat kedua mendapat Silver dan ketiga Samba Bronze. Ini adalah ketiga kalinya vote penghargaan ini dilaksanakan, sebelumnya pemenang penghargaan ini adalah Luis Fabiano dan Kaka, mungkinkah Hernanes akan menjadi suksesor mereka? Mungkin saja, tiga nama besar telah dipastikan memilih Hernanes dalam daftar tiga nama pilihan mereka, adalah Cafu bek kanan terbaik yang dan pemilik caps terbanyak Brazil dan Careca striker Brazil yang menjadi duet Maradona di Napoli serta kiper Brazil di Piala Dunia 1994 Taffarel yang memilih Hernanes. Pemenangnya akan diumumkan pada tanggal 31 Desember di sambafoot.com
Bagi Laziale seluruh indonesia dan dunia mari kita luangkan waktu sejenak untuk memilih Hernanes sebagai pilihan kita. Silakan klik link ini VOTE SAMBA GOLD lalu pilih Hernanes sebagai nama paling atas / pertama.
Berikut 30 nama pemain yang menjadi daftar calon peraih Samba Gold.
Julio César - Inter Milan
Julio Sergio - AS Roma
Maicon - Inter Milan
Daniel Alves - FC Barcelona
Thiago Silva - AC Milan
David Luiz - Benfica
Alex - Chelsea
André Santos - Fenerbahce
Lucio - Inter Milan
Rafael - Manchester United
Marcelo - Real Madrid
Adriano - FC Barcelona
Ramires - Chelsea Hernanes - Lazio
Lucas - Liverpool
Kaká - Real Madrid
Denilson - Arsenal
Douglas Costa - Shakhtar Donetsk
Nenê - PSG
Michel Bastos - Lyon
Fernandinho - Shakhtar Donetsk
Carlos Eduardo - Rubin Kazan
Pato - AC Milan
Robinho - AC Milan
Nilmar - Villarreal
Hulk - FC Porto
Welliton - Spartak Moscow
Ronaldinho - AC Milan
Luis Fabiano - FC Sevilla
Bobô - Besiktas
Meski belum meberikan hasil terbaik bagi Lazio di debutnya bersama Lazio, namun aksi sang Prophet memberikan harapan kepada para Laziale akan permainan Lazio di partai-partai selanjutnya.
Berikut aksi-aksi Hernanes di partai debutnya di seri-a melawan Sampdoria. (credit to AmanteDellaBola n Piojo)
"Lazio telah membuat mimpiku menjadi kenyataan, bermain di sebuah klub besar dengan antusiasme penonton yang luar biasa. Saya lebih suka bermain di semua posisi di lini tengah dan saya tidak memiliki masalah bermain 4 atau 5. Kekuatan saya adalah menggiring bola dan menembak dari luar kotak. Saya telah mengetahui tentang Derby, dan berharap dapat membantu tim untuk menang dari teman saya Adriano. Saya telah banyak bermain di partai derby di Brazil." Itulah sepenggal ucapan Hernanes tentang Lazio.
Lazio telah menyelesaikan penandatanganan Hernanes dari raksasa Brasil Sao Paulo. Pemain tengah kreatif itu telah hadir di kota Roma hari ini. Hernanes adalah salah satu pemain paling berbakat dan telah dibandingkan dengan Kaka beberapa kali. transfer ini dikabarkan memakan biaya € 14m (£ 11.5m) dengan kontrak 5 tahun. Lazio harus bersaing secara ketat oleh beberapa klub besar Eropa, Hernanes pernah menolak pindah ke Barcelona dan AC Milan. Hernanes percaya bahwa ia telah meninggalkan Brasil pada waktu yang tepat dalam karirnya. Kini dengan berbaju biru langit ia siap meraih berbagai gelar di serie-a.
Lazio memiliki perjalanan yang mengecewakan di musim 2009-10 Serie A, di mana Lazio selesai di posisi ke-12. Skuad biru langit memiliki lini tengah yang lemah dan kehilangan seorang gelandang yang memiliki sentuhan magis. Tak ada gelandang serang yang memiliki kemampuan dalam mengacak-acak pertahanan lawan.
Kini pertanyaan siapakah playmaker Lazio akankah segera terjawab, mungkinkah Hernanes akan menjadi jawabannya?
Melihat prestasi dan penampilannya di Liga Brasil, pemain ini adalah sosok yang ideal penerus Juan Veron. Hernanes adalah pemasok sempurna untuk para penyerang seperti Floccari dan Rocchi dan menjadi pengobrak pertahanan lawan bersama Mauro Zarate. Sebagai penghubung antara lini belakang ke tengah dan dari tengah ke depan bersama Cristian Ledesma, Stefano Mauri juga Bresciano. Meski harus diakui ia juga butuh waktu untuk beradaptasi dengan kompetisi di Eropa.
Hernanes bergabung dengan Sao Paulo pada tahun 2001 di usia 16 tahun, salah satu tim Brasil yang paling sukses. Setelah menghabiskan 4 tahun di akademi sepakbola Sao Paolo, ia membuat debut seniornya pada bulan Juni 2005 melawan Botafogo. Musim berikutnya ia menikmati masa peminjaman di Santo Andre, bermain 22 pertandingan untuk klub Divisi II dan membawa mereka ke posisi 6. Pada tahun 2007 ia kembali ke Sao Paulo dan memenangkan gelar liga, keberhasilan diulang pada musim berikutnya. Hernanes terpilih sebagai pemain terbaik di negaranya pada tahun 2008 dan terpilih dalam tim terbaik selama 3 tahun terakhir.
Hernanes adalah gelandang tengah dengan dua kaki penuh bakat, keterampilan dan visi. Pemain berumur 25 tahun ini memiliki sentuhan magis, keterampilan dribbling majestical, serta pengambil tendangan bebas yang berkualitas. Dia adalah hati dan jiwa dari lini tengah Sao Paulo di mana ia selalu mendominasi baik saat defending atau mendalangi serangan, seorang arsitek alami.
Gelandang serbaguna telah bermain untuk Brasil, ditunjuk oleh manajer baru Mano Menezes untuk pertandingan persahabatan melawan Amerika Serikat pada tanggal 10 Agustus. Dia dianggap sebagai penerus dari playmaker Real Madrid Kaka.
Setelah 9 tahun di Sao Paulo, Hernanes akhirnya memutuskan pindah ke Eropa yang memang jalan bagi semua Brazilian untuk menjadi bintang.
akankah Hernanes akan menjadi bintang untuk Lazio? kita doakan semoga saja ... amin!!